SMK_Global_Madani

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 17 April 2015

Tehnik Landscape

Memotret Landscape Saat Sunset

Belajar Fotografi - Kualitas cahaya saat matahari tenggelam atau Sunset bisa menjadi saat-saat yang berharga bagi para fotografer landscape. Tidak hanya warna langit yang begitu menarik, tetapi juga sudut rendah matahari bisa memberikan tekstur pada landscape. Sunset memang menawarkan potensi atau peluang foto landscape yang hebat, tetapi juga memiliki tantangan tersendiri yang harus Sobat atasi guna memaksimalkan potensi-potensi foto hebat yang ada. Berikut ini beberapa tips serta pendekatan yang bisa dilakukan saat memotret sunset.

 

Pengaturan Kamera

Pertanyaan yang pasti terlintas adalah: "Pengaturan seperti apa yang bisa saya gunakan saat memotret sunset?". Memotret saat sunset sebetulnya tidak berbeda dengan pemotretan landscape lainnya, berikut ini bisa dijadikan acuan awal yang bagus:
  • Mode Pemotretan: Manual
  • ISO: 100
  • Aperture: f/11 (Depth of Field luas, tanpa menurunkan kualitas gambar)
  • Shutter Speed: Sesuaikan dengan kondisi langit yang terekam dalam gambar (percepat jika tampak terlalu terang, dan perlambat jika langit terlalu gelap).
  • White balance: Daylight/Sunny jika Sobat memotret menggunakan JPEG
Hal yang perlu diingat bahwa pengaturan kamera bukan sebuah parameter yang menjamin keberhasilan foto sunset kalian, berikut ini adalah beberapa hal yang juga perlu dipertimbangkan:

Exposure

Hal yang menarik dari Sunset adalah langit cerah bewarna merah, pink serta oranye, dan tidak sedikit Sobat InFotografi yang tergoda untuk menjadikan langit sebagai Focal Point atau Point of Interest, Sobat meng-ekspose langit, dan menjadikan elemen-elemen lainnya menjadi semacam siluet. Jika foto tersebut memiliki komposisi yang bagus sih tidak masalah, tetapi jika tidak maka penikmat foto kalian tidak memiliki hal lain selain langit untuk dilihat, jadi mereka secara cepat kehilangan ketertarikan terhadap fofo-fofo sunset kalian.
Salah satu kelebihan sunset adalah cahaya bewarna keemasan yang menerangi area didepan kalian dengan bayangan-bayangan yang panjang. Memotret langit serta area tersebut bisa membuat foto-foto landscape kalian lebih menarik. Tetapi Sobat akan menemui tantangan: Ketika matahari rendah, langit akan bewarna cerah tetapi tidak pada area tanah di depan kalian. Perbedaan tingkat kecerahan ini bisa menimbulkan masalah terhadap foto kalian. Jika perbedaan terlalu jauh, maka sobat akan kehilangan detail langit atau bayangan di tanah
Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah tersebut:
  1. Gunakan filter Graduated Natural Density (GND).
  2. Ambil beberapa gambar (satu gambar mengekspose langit, dan satu mengekspose bagian tanah), gabungkan Dua foto tersebut menggunkaan perangkat lunak editing gambar.
Kedua cara diatas memiliki kesulitan tersendiri diantaranya adalah: timbulnya flare dari penggunaan filter atau ada gambar tidak benar-benar identik saat pengambilan dua gambar (biasanya diakibatkan karena adanya gerakan).

Komposisi

Saat memotret sunset tentu Sobat ingin juga menyertakan matahari di dalam frame dong. Jika posisi matahari masih relatif tinggi, maka eksposure yang pas cukup sulit untuk didapatkan. Sobat bisa menunggu sampai matahari masuk ke horizon, sehingga Sobat akan lebih mudah mendapatkan exposure.
Pilihan lainnya adalah jangan menyertakan matahari dalam frame foto kalian. memang Sobat akan kehilangan "drama" dari matahari itu sendiri, tetapi Sobat masih bisa mendapatkan nuansa waktu atau senja, tanpa kesulitan untuk mendapatkan exposure yang pas.

Jangan berkemas ketika matahari telah tenggelam

Banyak sekali fotografer landscape yang bergegas pulang ketika matahari sudah tidak tampak lagi, coba tunggu sekitar 10 menit. Cermati awan-awan yang ada dilangit akan berganti warna dengan disertai berkas-berkas cahaya matahari, scene ini tentu masih menawarkan foto-foto yang menarik bukan?. Sobat akan membutuhkan tripod karena shutter speed yang Sobat dapatkan tidak secepat di awal.

Cobalah memotret Sunrise

Apa yang kami tuliskan diatas, bisa berlaku juga loh pada pemotretan sunrise, tentu bangun lebih bagi bisa menjadi tantangan tambahan ketika memotret sunrise :)

Tehnik Potrait

Focal Length & Aperture Dalam Portrait Photography Teknik Fotografi - Tahukah Sobat bahwa lensa memiliki peran yang penting saat penciptaan foto portrait? Tidak ada kata penggunaan lensa yang salah atau benar, tetapi lebih cenderung ke lensa apa sih yang tepat atau pas untuk subyek dan lokasi foto kita. Terkadang Sobat ingin juga menonjolkan bagian background pada foto portrait, dan juga terkadang Sobat ingin foto itu memiliki background yang blur sehingga penglihatan para penikmat foto akan terfokus pada subyek atau model utama. Aperture Photo:Victor Van Dijk Focal length yang berbeda juga berdampak pada seberapa banyak sih bagian background terlihat atau terfokus dalam foto! Focal Length yang berbeda akan berdampak pada bentuk serta proporsi wajah subyek, dan bahkan bisa memberikan efek karikatur. Lensa prime juga bisa memberikan hasil yang luar biasa pada foto Portrait meskipun harga cukup relatif mahal. Perlu juga diingat bahwa Sobat juga bisa mendapatkan foto portrait yang bagus dari lensa kit maupun zoom. Sobat juga bisa mencoba menggunakan lensa atau kamera mainan seperti Lensbaby, lensa tilt/shift atau bahkan pinhole. Selain Focal Length, pemilihan Aperture juga memiliki peran penting dalam keberhasilan foto portrait. Lihat ulasan di bawah ini untuk mengetahui bagaimana Sobat bisa menggunakan Depth of Field untuk mengontrol bagian mana saja yang terlihat fokus di dalam gambar. Penggunaan Aperture, Tajam atau Blur? Photo: N-Photo 1. Background Blur Penggunaan Aperture lebar seperti f/4 atau f/2.8 akan menghasilkan Depth of Field atau ruang tajam yang sempit. Hal ini berarti area selain dimana kita tempatkan titik fokus akan terlihat blur atau tidak fokus. Penggunaan aperture ini ideal jika Sobat menginginkan background blur, tetapi subyek tetap terlihat tajam. Penempatan fokus merupakan hal yang penting pada aperture lebar, jika Sobat memotret foto portrait maka fokuskan ke bagian mata model. 2. Diantara Blur dan Tajam Pemilihan aperture f/8 (atau mendekatai aperture ini) bisa memberikan hasil diantara dua tingkat ketajaman. Aperture ini bisa memberikan depth of field yang cukup sempit agar menghasilkan nuansa pemisah antara subyek dan background, dan tingkat fokus background masih bisa ditoleransi. Sobat akan sedikit terbatasi pada pemilihan ISO dan Shutter Speed. Jika Sobat menggunakan lampu studio saat pemotretan maka aperture ini bisa menjadi awal yang bagus. 3. Semua Tajam Aperture yang sangat kecil seperti f/22 merupakan pilihan yang tepat jika Sobat menginginkan semua elemen didalam foto tampak fokus. Konsekuensi dari penggunaan aperture ini adalah Sobat akan mendapatkan shutter speed yang lebih lambat, dan tidak menutup kemungkinan Sobat akan membutuhkan sebuah Tripod untuk menghindari camera shake, atau bahkan menaikkan pengaturan ISO dan tentu itu akan menghasilkan lebih banyak noise (grain). Penggunaan Focal Length Photo: N-Photo Lensa Wide 20mm Lensa Wide bukan merupakan lensa yang ideal bagi fotografer portrait, bahkan lensa wide-angle terbaikpun memberikan hasil atau dampak yang kurang menyenangkan pada hasil foto kalian. Jika Sobat memotret terlalu dekat maka hidung dan akan tampak lebih lebar. Lensa ini memiliki peran sendiri pada foto portrait dan bukan pada foto close up. Lensa ini cocok untuk foto portrait yang menyertakan beberapa elemen lain selain subyek utama. Lensa Portrait 105mm Lensa tele pendek memang diperuntukkan bagi para fotografer portrait, dan ini adalah Focal Length favorit mereka. 105mm juga memberikan jarak potret yang nyaman bagi fotografer. Lensa Tele 200mm Lenda dengan focal length panjang bisa menjadi pilihan bagus untuk fotografer portrait, mengingat prespektif yang dihasilkan cukup sempit. Efek blur yang dihasilkan luar biasa jika Sobat menggunakan lensa dengan aperture maksimal f/2.8 Sumber : http://www.infotografi.com

Lighting Tutorial

Penempatan Lighting Studio Sederhana Teknik Fotografi - Percaya atau tidak, Sobat tidak memerlukan segudang peralatan studio atau pencahayaan mahal dan canggih untuk memulai foto portrait didalam studio. Dua sumber cahaya lighting sudah lebih dari cukup. Artikel InFotografi kali ini akan terfokus pada Tiga pengaturan dasar yang kami rasa lebih dari cukup bagi Sobat yang ingin memulai fotografi Portrait di dalam studio. Garage Studios Lighting Equipment Photo: Adam Bronkhorst Sobat bisa menggunakan satu Main light di posisi yang dirasa tepat, dan kemudian posisikan sebuah reflektor sebagai sumber cahaya kedua, pengaturan lighting sederhana tersebut sudah bisa memulai langkah awal Sobat InFotografi dalam fotografi studio. ketinggiani, angle, power dan jarak sumber cahaya akan memberikan dampak pada bentuk wajah subyek kalian. Yang perlu digaris bawahi adalah coba cermati bagaimana cahaya jatuh ke subyek kalian. Gunakan layar LCD untuk mereview foto - foto yang kalian ambil, terkadang merubah ke preview mode monochrome bisa membantu kalian untuk memfokuskan ke bentuk, tone serta bayangan yang jatuh ke area wajah sehingga Sobat bisa memvisualisasikan hasil akhir foto portrait kalian. Penempatan Main Light Photo: N-Photo 1. Tinggi Pada banyak pemotretan Sobat mungkin akan memposisikan Main Light di atas model. Perhatikan bagaimana bayangan dari hidung jatuh ke sisi bawah wajah dan terkesan memperpanjang fitur hidung. Sobat idealnya menginginkan bayangan hidung untuk menunjuk ke ujung bibir. Bentuk segitiga cahaya pada pipi di sisi bayangan sering disebut dengan Rembrandt Lighting, dan untuk mendapatkan efek pencahayaan ini Sobat cukup meminta model untuk sedikit memindahkan kepala model. 2. Sejajar (Eye Level) Pasang lampu flash atau Main Light di samping dengan tinggi sejajar dengan model, dan cahaya akan mengenai seluruh sisi wajah. Bayangan yang terbentuk memberikan kesan memperlebar fitur wajah. Akan lebih efektif jika cahaya tersebut seimbang dengan sumber cahaya kedua yang berada di sisi berlawanan. Biarkan sumber cahaya tersebut atau main light tetap menyala sehingga Sobat bisa melihat bagaimana bayangan yang terbentuk. 3. Rendah Sobat mungkin tidak ingin menggunakan pengaturan yang satu ini. Penempatan main light seperti ini akan memberikan kesan wajah yang menakutkan. Mungkin jika Sobat memotret untuk keperluan Halloween bisa saja menggunakan posisi main light seperti ini. Seperti yang terlihat di dalam foto contoh diatas, penempatan main light yang rendah menghasilkan foto portrait yang kurang menyenangkan. Bayangan hidung tampak tebal, dan kantung mata terlihat lebih jelas. Berikut ini adalah Tiga Style pemotretan Studio Portrait : Photo: N-Photo 1. Classic Rembrandt Style portrait satu ini merupakan pengaturan lighting dasar yang bagus. Sobat terkesan menciptakan sebuah segitiga kecil pada bayangan di sisi wajah dengan bayangan hidung yang menunjuk ke arah bibir. Gunakan reflektor untuk mengisi area bayangan dan satu backlight yang menggunakan snoot untuk memberikan cahaya pada rambut model. 2. Rim Light Posisikan Dua sumber cahaya dengan power cahaya yang sama sedikit di belakang model dan menghadap ke kamera. Gunakan reflektor untuk memantulkan cahaya ke bagian hidung serta dahi model. Style foto ini cocok untuk menonjolkan struktur tulang, sangat cocok untuk memotret laki-laki dan nude art. 3. Beauty Posisikan satu softbox besar diatas model yang mengarah kebawah sehingga cahaya jatuh dari depan dan merata. Untuk menyeimbangkan exposure gunakan reflektor yang diposisikan dibawah wajah model. Reflektor akan memantulkan cahaya ke arah wajah. Jika Sobat ingin menonjolkan kecantikan model kamu, ini adalah pengaturan yang tepat. Selamat Mencoba!!
Sumber : http://www.infotografi.com

Tehnik Macro

Tips Memotret Bunga Outdoor

Tips Fotografi - Bunga adalah salah satu subyek yang sangat populer dalam fotografi, alasannya sederhana: Bunga secara alami memang indah dimata kebanyakan orang, dan keindahan tersebut tidak akan berubah saat sobat mengabadikannya lewat hasil jepretan kalian. Ini berarti Sobat bisa melakukan eksperimen dengan komposisi yang berbeda, bahkan mereka tetap dalam bentuk yang sama selagi Sobat menunggu pencahayaan serta waktu tepat untuk mendapatkan efek yang Sobat inginkan.
Flower macro
Photo By: Doug88888

Salah satu teknik yang dirasa sangat pas untuk memotret bunga di taman (outdoor) adalah foto makro. Foto makro bungan ini berarti Sobat memotret dengan jarak lensa yang dekat dengan subyek bunga. Teknik makro memungkinkan Sobat untuk merekam detil serta tekstur yang menarik dari subyek bunga tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Sobat pertimbangkan ketika memotret keindahan bunga di taman:
  
Cahaya Keras
Cahaya yang terlampau terang berpotensi besar mengakibatkan bayangan kuat dan gelap. Cobalah untuk memotret bunga di naungan atau tempat teduh atau tunggu sampai ada awan yang menutupi matahari. Hindari sebisa mungkin memotret langsung ke arah matahari.
Background
Pertimbangkan penggunaan background! Pastikan tidak ada elemen atau benda yang berpotensi mengalihkan perhatian penikmat foto, jika perlu rubah posisi Sobat saat memotret.

Tetes Embun & Air Hujan
Cobalah memotret bunga setelah fajar atau setelah turun hujan untuk menambahkan embun pagi atau tetes air hujan, dengan adanya tekstur embun atau tetesan hujan akan menambah daya tarik pada foto kalian.

Perangkat Makro

Kamera kebanyakan, termasuk kamera compact (point and shoot) sudah dilengkapi dengan mode macro, biasanya panel mode tersebut dilambangkan dengan ikon bunga. Mode ini akan menginformasikan pada kamera bahwa Sobat ingin mendapatkan focus untuk jarak lensa yang lebih dekat dengan subyek dibandingkan mode pemotretan lainnya. Jika Sobat memiliki kamera yang bisa berganti lensa, maka kalian bisa membeli lensa makro. Lensa makro ini memiliki jarak fokus minimal ke subyek potret kalian. Lensa ini beharga relatif mahal, jika sobat masih belum mampu untuk mendapatkannya maka cara alternatif lainnya adalah menggunakan extention tube. Alternatif foto makro atau close up lainnya adalah: filter close up dan reverse ring.

Setelah sobat menemukan mode makro yang ada di kamera atau memasang salah satu perangkat / aksesoris makro yang telah disebutkan diatas, Sobat bisa mengitkuti tips-tips ini:

Aperture Priority
Gunakan mode Aperture Priority dan pilih aperture lebar (bilangan f rendah). Ini akan membuat depth of field sempit yang bisa menonjolkan subyek kalian

Fokus Manual
Jika kamera Sobat memiliki opsi fokus secara manual, maka gunakanlah dan fokuskan ke bagian terpenting dari bunga yang ini Sobat tonjolkan. Biasanya di bagian tengah

Fokus Auto
Jika Sobat tidak memiliki fokus manual, Sobat masih bisa memilih selective auto focus. Sobat cukup mengarahkan fokus point ke area yang ingin terfokus dan tajam.

Matikan Flash
Penggunaan flash dengang jarak yang begitu dekat dengan subyek akan menciptakan cahaya yang keras. Matikan flash dan naikkan pengaturan ISO jika pencahayaan terlalu gelap.

Gunakan Tripod
Kemungkinan besar akan terasa sulit untuk mendapatkan foto yang bebas shake ketika memotret dengan jarak yang begitu dekat dengan subyek. Sobat akan butuh Tripod dan permukaan yang rata.

Selamat mencoba :)
Jangan lupa share hasil foto kalian dengan ribuan fotografer lain di halaman facebook page InFotografi!

Teknik Fill-In Flash Pada Foto Portrait

Teknik Fill-In Flash Pada Foto Portrait

Teknik Fotografi - Penggunaan flash saat foto portrait di tempat outdoor saat siang hari ternyata bisa menghasilkan foto yang dramatis. catchlight yang terbentuk di bagian mata model/subyek akan menambah daya tarik foto portrait, kulit model juga akan terlihat lebih lembut, dan hal terpenting adalah berkurangnya shadow atau bayangan dibagian wajah subyek.
Jen - 365 Portrait Project
Photo: Alex Sotelo

Jangan menggunakan flash hanya sebagai cahaya pelengkap/komplemen bagi matahari, tetapi cobalah menggunakan cahaya flash lebih dominan dibanding cahaya matahari. Untuk melakukannya Sobat membutuhkan sebuah kamera yang memiliki kecepatan flash-sync yang cukup cepat. Kabar baiknya adalah kamera DSLR yang beredar dipasaran sekarang ini mampu melakukan sync pada kecepatan shutter 1/250 detik, dan bahkan lebih cepat dari itu. Tujuannya adalah membuat scene menjadi underexposure dan membuat subyek hampir diselimuti oleh bayangan, dan kemudian terangi subyek menggunakan flash agar terkesan membuat pencahayaan ala studio diluar ruangan.


Mungkin Sobat akan berpikir untuk melakukan ini diperlukan flash studio yang kuat agar bisa menerangi subyek yang berada diluar ruangan, dan jawabanya adalah tidak!! Flash SB-600 sudah cukup untuk melakukan teknik fill-in flash ini.

 

Pengaturan scene pemotretan


Pemilihan lokasi pemotretan adalah salah satu hal penting untuk mencapai keberhasilan foto portrait ini. Memang sih Sobat bisa menggunakan teknik ini di tempat manapun, tapi cobalah cari tempat atau lokasi teduh dengan background terang. Penempatan seperti ini akan membuat subyek berada di bawah naungan bayangan, dan berarti ada sedikit ambient light jatuh ke subyek pada saat pengambilan exposure (pemotretan). Teknik ini memiliki dampak gelapnya bagian background, dan ini akan bekerja dengan maksimal pada siang hari yang berawan.

 

Teknik Fill-in FLash

Setelah mendapatkan lokasi yang tepat, sekarang tempatkan subyek dalam scene dan mintalah mereka untuk berpose. Penempatan flash "off-shoe" akan menghasilkan foto lebih baik ketimbang menempatkan flash di kamera DSLR kalian. Flash yang dilengkapi dengan perangkat wireless sempurna untuk melakukan teknik ini. Penggunaan slave flash juga merupakan ide bagus jika Sobat memotret dibawah naungan bayangan, tetapi biasanya tidak bekerja dengan bagus pada kondisi yang terang.

Pilih sudut yang tepat saat menerangi subyek kalian. Sudut 45 derajat di sisi kanan atau kiri sering digunakan pada teknik ini. Posisi tepatnya tergantung  dari darimana arah ambient light berasail. Kebanyakan flash dilengkapi dengan stand kecil sehingga bisa dipasang di tripod atau lighting stand, tetapi jika Sobat bisa meminta bantuan orang lain untuk memegang dan memposisikan flash jika tidak memilikinya.

Cobalah untuk menggunakan mode Manual, atur ISO ke angka 100 (terendah), gunakan shuttter dengan kecepatan flash-sync secepat yang kamera mampu, biasanya di sekitaran 1/250 detik. Coba lihat metering tanpa menembakkan flash dan rubah ukuran aperture sehingga menghasilkan langit gelap yang manis :), pada kondisi langit terang penggunaan aperture f/16 bisa jadi awal yang bagus.

Setelah melakukan uji coba pada background tanpa flash, sekarang nyalakan flash dengan kekuatan penuh dan ambil foto sekali lagi! Cahaya flash sekarang akan menerangi subyek foto kalian. Jika cahaya flash terlampau terang, maka turunkan power flash atau perlebar jarak antara flash dengan subyek, coba potret ulang sampai Sobat mendapatkan hasil yang kalian inginkan.

Beberapa tips lain yang bisa Sobat gunakan:
  1. Menempatkan subyek di bawah naungan atau bayangan membuat ambient light berdampak kecil pada subyek dan membuat cahaya flash tampak lebih menonjol.
  2. Buatlah background sedikit lebih gelap dari biasanya.
  3. Gunakan flash secepat mungkin ketika dalam posisi flash-sync.
  4. Sobat bisa menggunakan perangkat studio seperti diffuser.
  5. Untuk memperhalus bayangan atau menambah intensitas cahaya, Sobat bisa menggunakan flash tambahan.
  6. Posisikan matahari dibelakan subyek (backlight).
  7. Naikkan saturasi hasil foto kalian saat post-processing agar mendapatkan nuansa lebih dramatis.
  8. Selamat Mencoba :)
Sumber : http://www.infotografi.com

Rabu, 15 April 2015

5 posisi dasar potrait lighting for fotografi and video

5 posisi dasar potrait lighting for fotografi and video



1.Rembrandt Light

Rembrandt Lightning adalah metode pencahayaan studio di mana wajah subyek di satu sisi terexpos cahaya dengan hanya segitiga kecil cahaya muncul di pipi berlawanan
Pengaturan ini memberikan efek yang sedikit dramatis oleh cahaya pencampuran dengan bayangan. Efek ini sering disebut sebagai chiaroscuro, kata Italia yang terjemahan harfiah adalah terang-gelap. Rembrandt pencahayaan adalah salah satu setup pencahayaan dasar yang umum digunakan dalam Fotografi potrait  dan juga salah satu yang lebih sering disalahartikan. Posisi ini memiliki banyak kesamaan dan sering sulit dibedakan dengan Short Lightning . Meskipun pengaturan pencahayaan dasar, pencahayaan Rembrandt sering dilakukan secara tidak benar. Untuk menjadi benar pencahayaan Rembrandt, bahwa segitiga sangat penting cahaya harus sekitar lebar yang sama dan panjang mata pelajaran dan hidung, masing-masing. Sementara potret bawah disusun dan menyala dengan baik, Anda dapat melihat bagaimana segitiga meluas melewati hidung subjek. Kesalahan ini mudah diatasi dengan mengatur jarak cahaya atau reflektor untuk wajah subjek.
One-light Rembrandt Lighting setup:
 
One-light with reflector Rembrandt Lighting setup
      

Beberapa Contoh foto rembrandt light:

         

2.Split Light

Split lighting adalah salah satu dari 5 setup pencahayaan dasar yang digunakan dalam studio fotografi potret. Pencahayaan perpecahan di tingkat yang paling dasar dibangun dengan sumber cahaya tunggal ditempatkan 90 derajat offset dari subjek dan sedikit lebih tinggi dari tinggi mata, pencahayaan satu setengah dari wajah, dan meninggalkan yang lain dalam bayangan.
Hal yang membedakan Split lighting dari short lighting atau broad lighting adalah penempatan subyek kepala Split lighting selalu diambil dengan subjek menghadap sejajar ke kamera, tidak seperti short lighting, broad lighting, dan Rembrandt lighting yang kepala subjek semuanya berhubungan kamera angel.
One-light Split Lighting setup:
One-light Split Lighting setup diagram    One-light Split Lighting setup example

Beberapa Contoh Foto Split lighting:

      

3.Broad lighting

Broad lighting adalah ketika wajah subyek sedikit berpaling dari bagian tengah, dan sisi wajah yang lebih luas menghadap kamera dan terkena cahaya. Ini menghasilkan area besar cayaha di wajah dan daerah shadow terlihat lebih kecil. Broad lighting terkadang juga digunakan untuk potret "High Key" 
Tipe lighting ini membuat wajah orang menjadi terlihat lebih luas atau lebih lebar dan bisa digunaka buat seseorang yang memiliki wajah tipis dan memperlebarnya.
Broad lighting setup:
 Broad Lighting Example
Beberapa Contoh Foto Broad lighting:
   

4.Butterfly Lighting

Butterfly lighting ato bisa disebut Clamshell Lighting, Glamor Lighting, Beauty Lighting, atau Paramount Lighting. butterfly light pada dasarnya terdiri dari satu sumber cahaya tunggal lurus mengarah pada subyek, dan diangkat cukup tinggi untuk membuat bayanga dibawah subyek. Hal ini menyebabkan sedikit bayangan 'butterfly' muncul tepat dibawah hidung subyek.

Butterfly Lighting setup:



Beberapa contoh foto butterfly lighting:

     

5. Loop lighting

Loop lighting adalah variasi kecil dari butterfly lighting. Loop lighting dibuat dengan menciptakan sedikit bayangan hidung subyek pada pipi subyek.
Loop lighting adalah salah satu lighting yang umum digunakan dan sangat ideal untuk orang dengan rata-rata wajah berbentuk oval. untuk membuat Loop lighting, sumber cahaya harus lebih tinggi dari mata dan 30-40 derajat dari kamera

Loop lighting setup:


Beberapa contoh foto Loop lighting
  
SEMOGA BERMANFAAT GUYS.............

Selasa, 14 April 2015

Dasar Pencahayaan

5 posisi dasar potrait lighting for fotografi and video



1.Rembrandt Light

Rembrandt Lightning adalah metode pencahayaan studio di mana wajah subyek di satu sisi terexpos cahaya dengan hanya segitiga kecil cahaya muncul di pipi berlawanan
Pengaturan ini memberikan efek yang sedikit dramatis oleh cahaya pencampuran dengan bayangan. Efek ini sering disebut sebagai chiaroscuro, kata Italia yang terjemahan harfiah adalah terang-gelap. Rembrandt pencahayaan adalah salah satu setup pencahayaan dasar yang umum digunakan dalam Fotografi potrait  dan juga salah satu yang lebih sering disalahartikan. Posisi ini memiliki banyak kesamaan dan sering sulit dibedakan dengan Short Lightning . Meskipun pengaturan pencahayaan dasar, pencahayaan Rembrandt sering dilakukan secara tidak benar. Untuk menjadi benar pencahayaan Rembrandt, bahwa segitiga sangat penting cahaya harus sekitar lebar yang sama dan panjang mata pelajaran dan hidung, masing-masing. Sementara potret bawah disusun dan menyala dengan baik, Anda dapat melihat bagaimana segitiga meluas melewati hidung subjek. Kesalahan ini mudah diatasi dengan mengatur jarak cahaya atau reflektor untuk wajah subjek.
One-light Rembrandt Lighting setup:
 
One-light with reflector Rembrandt Lighting setup
      

Beberapa Contoh foto rembrandt light:

         

2.Split Light

Split lighting adalah salah satu dari 5 setup pencahayaan dasar yang digunakan dalam studio fotografi potret. Pencahayaan perpecahan di tingkat yang paling dasar dibangun dengan sumber cahaya tunggal ditempatkan 90 derajat offset dari subjek dan sedikit lebih tinggi dari tinggi mata, pencahayaan satu setengah dari wajah, dan meninggalkan yang lain dalam bayangan.
Hal yang membedakan Split lighting dari short lighting atau broad lighting adalah penempatan subyek kepala Split lighting selalu diambil dengan subjek menghadap sejajar ke kamera, tidak seperti short lighting, broad lighting, dan Rembrandt lighting yang kepala subjek semuanya berhubungan kamera angel.
One-light Split Lighting setup:
One-light Split Lighting setup diagram    One-light Split Lighting setup example

Beberapa Contoh Foto Split lighting:

      

3.Broad lighting

Broad lighting adalah ketika wajah subyek sedikit berpaling dari bagian tengah, dan sisi wajah yang lebih luas menghadap kamera dan terkena cahaya. Ini menghasilkan area besar cayaha di wajah dan daerah shadow terlihat lebih kecil. Broad lighting terkadang juga digunakan untuk potret "High Key" 
Tipe lighting ini membuat wajah orang menjadi terlihat lebih luas atau lebih lebar dan bisa digunaka buat seseorang yang memiliki wajah tipis dan memperlebarnya.
Broad lighting setup:
 Broad Lighting Example
Beberapa Contoh Foto Broad lighting:
   

4.Butterfly Lighting

Butterfly lighting ato bisa disebut Clamshell Lighting, Glamor Lighting, Beauty Lighting, atau Paramount Lighting. butterfly light pada dasarnya terdiri dari satu sumber cahaya tunggal lurus mengarah pada subyek, dan diangkat cukup tinggi untuk membuat bayanga dibawah subyek. Hal ini menyebabkan sedikit bayangan 'butterfly' muncul tepat dibawah hidung subyek.

Butterfly Lighting setup:



Beberapa contoh foto butterfly lighting:

     

5. Loop lighting

Loop lighting adalah variasi kecil dari butterfly lighting. Loop lighting dibuat dengan menciptakan sedikit bayangan hidung subyek pada pipi subyek.
Loop lighting adalah salah satu lighting yang umum digunakan dan sangat ideal untuk orang dengan rata-rata wajah berbentuk oval. untuk membuat Loop lighting, sumber cahaya harus lebih tinggi dari mata dan 30-40 derajat dari kamera

Loop lighting setup:


Beberapa contoh foto Loop lighting
  
SEMOGA BERMANFAAT GUYS.............

Sumber : detikfotografi.blogspot.com


10 Peraturan Untuk Fotografi Portrait

banner portrait
Ada banyak ‘peraturan’ untuk fotografi portrait, tapi yang 10 ini adalah yang paling umum digunakan. Tentu saja sebenarnya tidak ada ‘peraturan’ dalam fotografi. Eksperimen adalah kunci untuk kreativitas, seperti juga berpikir ‘out-of-the-box’. Tapi kesepuluh peraturan ini banyak digunakan tentu karena alasan yang jelas : membuat portrait tampak lebih bagus.

1. Bukaan diafragma lebar (angka aperture kecil)

PORTRAITS : @ Medan, Indonesia
©Kalvin Rusli
Semua orang suka melihat portrait dimana objeknya benar-benar tampak menonjol. Orang-orang juga suka difoto dengan latar belakang bokeh atau blur yang creamy dan lembut. Untuk menghasilkan efek semacam ini, dibutuhkan bukaan diafragma yang lebar, sekitar f/3.5 atau lebih kecil. Gunakan Aperture Priority saat memotret.

2. Kontak mata

Banyak yang bisa ditangkap dari tatapan mata seseorang, dan ini bisa diaplikasikan dalam potrait untuk mendapatkan esensi dari orang yang kita foto. Ketika objek menatap ke arah kamera, portrait akan tampil lebih kuat. Kecuali tentu kita sengaja memotretnya secara spontan.

3. Gunakan focal length panjang

Semakin panjang focal length-nya, semakin dekat objek akan tampak. Berhubungan dengan aperture diatas, peraturan nomer tiga ini akan semakin memperkuat efek bokeh pada background. Misalnya – kalau kamu menggunakan lens kit ukuran 18-55mm, maka gunakanlah ujung 55mm.

4. Hitam&putih

Ngada woman chewing Betel nuts
©Giuseppe Suaria
Portrait yang dibuat dalam mode monochrome atau hitam&putih akan memunculkan karakter orang yang kita foto. Kontras pada portrait hitam&putih juga bisa dimanfaatkan untuk menonjolkan profil pada wajah, misalnya tekstur kulit pada orang yang sudah tua. Tapi penggunaan monochrome ini tentu tidak bisa diberlakukan pada semua jenis portrait. Perhatikan model, pose, pakaian, dan apa yang kita coba ungkap dari orang yang kita foto.

5. Jangan gunakan built-in flash

Ini peraturan yang sangat, sangat umum. Memotret orang dengan built-in flash akan merusak segalanya, terutama kalau ruangan tempat pemotretan bercahaya redup. Wajahnya akan ‘meledak’ terkena cahaya, dan detil di sekitarnya akan hilang. Kalau kamu tidak punya external flash, lebih baik gunakan pengaturan fill-in flash, atau manfaatkan sumber cahaya yang ada.

6. Gunakan pose yang benar

Nadya
©Prana Widakso
Kamera tidak bisa ‘melihat’ seperti mata kita. Ilusi optiknya bisa membuat orang kelihatan lebih gemuk ketika difoto, terutama jika pose-nya salah. Untuk ini, seorang fotografer yang baik harus tahu bagaimana mengarahkan pose yang benar untuk modelnya. Tubuh yang sedikit miring akan memberi kesan langsing dan orang akan tampak menarik dan ‘benar’ di dalam foto. Kalau kamu bertanya-tanya kenapa foto KTP-mu tampak parah, mungkin itu sebabnya : kamu menghadap tegak lurus ke kamera dan frame terpotong sebatas bahu. Kurang bagus kan?

7. Hindari warna baju terang

Ingatlah bahwa portrait adalah tentang orang di dalamnya, bukan bajunya. Kecuali ini adalah untuk keperluan fashion photography. Kalau objek menggunakan baju yang terang dan berwarna-warni, tentu akan mengganggu mata dan otomatis terarah ke baju.

8. Perhatikan posisi dagu

Tidak ada yang suka kelihatan berleher tebal di dalam foto. Dan sebenarnya trik untuk menghindari hal ini sangatlah mudah. Posisi dagu harus benar. Mintalah model untuk mengangkat dagunya sedikit agar leher tampak lebih jenjang.

9. Jangan gunakan background yang ramai

:)
©Aveline Gunawan
Ini adalah alasan mengapa bokeh dan blur menjadi favorit untuk background sebuah portrait: efek ini membuat model menjadi pusat perhatian. Background yang berantakan, penuh pola atau barang akan merusak keseluruhan portrait dan menenggelamkan objek utama. Alasannya sama dengan baju terang di poin 7; mengganggu. Kalau situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan focal length panjang, setidaknya pindahkan model ke tempat dimana backgroundnya netral. Fokus harus pada model, karena ini adalah portrait.

10. Perhatikan posisi hidung dan garis pipi

Ketika kita meminta model untuk memiringkan wajahnya sedikit, berhati-hatilah dengan bagian hidungnya. Kalau ujung hidung melewati garis pipi, maka akan terlihat besar. Untuk mengakali ini, kamu bisa sekalian memintanya untuk menghadap samping dan kamu bisa mengambil profil wajahnya dari pinggir seperti saat membuat siluet.

Penulis : allophelia

Sumber :  http://fotonela.com